Friday, February 26, 2010

Taqiyya





by ali5196 » Thu Dec 08, 2005 6:10 am
http://www.islamreview.com/articles/lying.shtml


Lying in Islam/Berbohong dalam Islam
By Abdullah Al Araby


Quran 40:28: "Sesungguhnya Allah tidak menuntun seorangpun yg melanggar dan membohong."


Dlm Hadis, Mohamad dikutip sbg mengatakan, "Jujurlah kalian karena kejujuran membawa kebaikan dan kebaikan mengantar ke surga. Hati2 dgn kepalsuan karena ni mengantar kpd ketidakmoralan dan ketidakmoralan mengantar ke Neraka."


Tetapi hanya ini yg akan dikatakan Muslim kpd NON-MUSLIM. Selebihnya mereka sembunyikan.


Buku "The spirit of Islam," oleh pakar Muslim, Afif A. Tabbarah ditulis utk mem-promosikan Islam. Tapi lihat hal 247 "Berbohong tidak selalu buruk; ada kalanya dimana berbohong lebih bermanfaat dan lebih baik bagi kesejahteraan umum dan penyelesaian perkara. Menurut Nabi: 'Ia bukan orang curang (lewat berbohong) kalau menyelesaikan perkara, mendukung hal2 yang benar atau mengatakan apa yang benar."


Mempelajari duplisitas dlm Islam ini, kami akan menguji beberapa contoh dari sejarah Islam. Ini akan menunjukkan bahwa berbohong memang KEBIJAKAN UMUM para imam dan tokoh negara (muslim).


Juni 1967, MESIR dikalahkan Israel dan kehilangan Sinai Peninsula dalam Perang Enam Hari. Tujuan utama Presiden Nasser oleh karena itu adlah merebut kembali wilayah yg hilang itu. Pres Sadatpun menerapkan motto: "No voice should rise over the voice of The Battle."


Tentara yg direkrut th 1967 memperkirakan bahwa setiap saat "perang akan dmulai lagi". Namun, tahun demi tahun lewat dan masy Mesir semakin sebal dgn pernyataan2 jagoan pemimpin politik.


Th 1972 Sadat bersumpah dgn pasti bahwa tahun inilah adalah tahun perang yang sudah lama dinanti2. Selama tahun itu ia berkali2 bersumpah, "Saya bersumpah demi kehormatan saya bahwa tahun ini tidak akan lewat tanpa kita melancarkan perang." Satu tahun mereka terus menunggu ...


Orang percaya padanya karena ia mempertaruhkan reputasi dan kehormatannya lewat sebuah sumpah. Tapi tahun itupun berlalu tanpa adanya satu tembakanpun. Akibatnya, orang2 diluar dan didalam Mesir mengoloknya sbg tong kosong. Tapi Oktober 1973 ia tiba2 melancarkan serangan yg kemudian dikenal sbg perang Yom Kippur.


Sbg panglima militer, Sadat diperkirakan menggunakan elemen ‘surprise’ utk mengelabui musuh. Sbg Muslim tulen, Sadat tidak sedikitpun khawatir dgn janjinya yg agak melenceng itu. Ia mengerti bahwa sejarah dan ajaran Islam akan mengecualikannya dari tanggung jawab di akhirat nanti kalau ia menggunakan kebohongan sbg maneuver strategis militer.


Inipun juga dibuktikan oleh Muhamad sendiri. Ia sering membohong dan memerintahkan pengikutnya utk melakukan yg sama. Alasannya adalah prospek sukses dlm missi menyebarkan Islam akan membatalkan larangan berbohong dari Allah. Sebuah contoh baik adalah pembunuhan Kaab Ibn al-Ashrf, penyair Yahudi dari suku Banu Nadir.
Dilaporkan bahwa Kaab menunjukkan dukungan bagi Quraish dalam perang mereka melawan Muhamad. Juga, Kaab dituduh menulis sajak2 menggiurkan ttg wanita Muslim. Ini membuat Muhamad marah.


Jadi apa yg dilakukan Muhamad ? IA MEMINTA SUKARELAWAN UTK MENGHABISI Kaab Ibn al-Ashraf. Spt dikatakannya sendiri, Kaab telah "Melukai Allah dan rasulNya." Pada saat itu Kaab Ibn al-Ashraf, dan sukunya masih kuat, jadi tidak mudah bagi orang asing utk menyusup dan membunuhnya. Seorang Muslim bernama Ibn Muslima, bersedia utk melakukan tugas ini dgn syarat Muhamad mengijinkannya utk berbohong. Dgn ijin Muhamad, Ibn Muslima, menemui Kaab dan berbohong padanya dgn mengaku tidak senang kpd Muhamad. Saat ia mendapatkan kepercayaan Kaab, suatu malam ia membujuknya agar keluar rumah dan membunuhnya di sebuah tempat terkucil.


Ini mirip dgn cerita pembunuhan Shaaban Ibn Khalid al-Hazly. Dikatakan bahwa Shaaban mengumpulkan tentara utk memerangi Muhamad. Muhamad membalas dgn memerintahkan Abdullah Ibn Anis utk membunuh Shaaban. Lagi2, calon pembunuh itu meminta ijin Muhamad agar dapat berbohong. Muhamad setuju dan lalu memerintahkan agar sang calon pembunuh berbohong dan mengaku dari suku Khazaa. Ketika Shaaban melihat datangnya Abdullah, ia bertanya asal kesukuannya. Abdullah menjawab, "Dari Khazaa." Ia lalu menambahkan, "saya dengar kau sedang mengumpulkan tentara utk memerangi Muhamad dan saya datang utk bergabung dgn mu." Abdullah mulai berjalan dgn Shaaban dan bercerita kpdnya bgm Muhamad datang kpd mereka dgn ajaran palsunya dan mengeluh bahwa Muhamad bergosip ttg para patriarch Arab dan menghancurkan harapan2 Arab. Mereka akhirnya sampai di tenda Shaaban. Saahbat2 Shaaban meninggalkannya dan Shaaban mengundang Abdullah utk masuk dan beristirahat dgnnya. Abdullah duduk disana sampai Shaaban tertidur. Apa yg dilakukannya kemudian ? Ia memenggal kepalanya dan membawanya ke Muhamad sbg trophy. Saat Muhamad melihat Abdullah, ia berteriak dgn girang, "Wajahmu penuh kemenangan (Aflaha al- wajho)." Abdullah membalas salam itu dgn mengatakan, "Wajahmu-lah, Rasulullah yang penuh kemenangan (Aflaha wajhoka, ye rasoul Allah)."


SYARAT BERBOHONG DALAM ISLAM


Ini syarat2nya g kebanyakan Muslim cukup mengenalnya:


Perang adalah bentuk penipuan (War is deception.)
Tujuan meghalalkan hal2 yg dilarang
Jika dihadapkan pada 2 kejahatan, pilih yg kurang jahat.


Inilah ayat2 yg dijadikan dasar membohong:


"Allah tidak akan mempertanyakanmu ttg apa yg tidak dapat kau penuhi dalam sumpahmu. … " Surah 5:89


"Allah tidak akan mempertanyakanmu kalau kau tidak memikirkan matang2 sumpahmu (for thoughtlessness (vain) in your oaths), tetapi bagi kemauan dalam hatimu; dan IA
Maha pengampun …" Surah 2:225


"Siapapun yg setelah menerima Allah mengucapkan murtad, kecuali dibawah paksaan, hatinya tetap kuat dlm Iman – tetapi kalau mereka membuka hati mereka bagi Murtad, kemarahan Allah ada pada mereka …" Surah 16: 106




Al-Tabary menjelaskan Surah 16:106 sbg surah yg diturunkan kpd Muhamad setelah ia tahu bahwa Ammar Ibn Yasser dipaksa utk menolak Islam ketika ia diculik oleh
Banu Moghera. Muhamad menenangkan Ammar dgn mengatakan "Jika mereka berbalik, kau ikut berbalik." (Artinya: jika mereka menculikmu kembali, kau boleh menolak saya kembali.)


Ini menunjukkan bahwa kebohongan yg tidak direncanakan bisa diampuni dan bahkan kebohongan yg direncanakanpun bisa ditebus dgn melakukan beberapa hal, spt puasa. Jelas juga, bahwa jika terpaksa Muslim bisa mengambil sumpah (contoh; sumpah kesetiaan kpd Negara lain) dan bahkan berbohong dgn Allah, selama mereka tetap percaya didalam hati mereka.


Dlm Hadis, Muhamad mengeaskan konsep ini.


Dari "Ehiaa Oloum al-Din," oleh al-Ghazali, Vol. 3: PP.284-287:


Salah seorang puteri Muhamad, Umm Kalthoum, mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengar rasulullah mensahkan kebohongan kecuali dlm 3 situasi:
Rekonsiliasi antara pihak2 yg bersengketa
Dlm Perang
Diantara suami isteri,utk menjaga kerukunan RT


Hadis mengutip Muhamad sbg mengatakan: "Para putera Adam bertanggung jawab ata skebohongan kecuali yg diucapkan utk mendamaikan Muslim."


Hadis lain lagi menyebut, "Aba Kahl, damaikan orang2."(artinya: bahkan lewat kebohongan)


Bgm dgn yg satu ini "Para putera Adam bertanggung jawab atas semua kebohongan kecuali : selama perang, karena perang adalah penipuan, utk mendamaikan 2 lelaki yg cekcok dan bagi lelaki utk menenangkan isterinya."


Prinsip Al-Taqgiya


Kata "Taqqiya", berate "menghindari," atau menjaga dari. Prinsip ini mengajarkna bwha Muslim diijinkan utk berbohong utk menghindari luka2, kerugian terhdp dirinya atau sesama Muslim. Prinsip ini memberi kebebasan bagi Muslim utk berbohong dlm keadaan yg mereka anggap mengancam nyawa. Mereka dapat menolak agama mereka, selama mereka dalam hati tetap beriman.


Al-Taqqiya didasarkan pada ayat ini:


"Janganlah orang beriman mengambil sbg teman dan pembantu para kafir ketimbang sesama orang beriman: jika kalian melakukannya, Allah tidak akan memberikanmu bantuan: kecuali dlm hal pencegahan, agar kau dapat melindungi dirimu dari mereka. Tapi Allah memperingatimu agar hanya mengingatNya; karena tujuan utama adalah bagi Allah." Surah 3: 28


Jadi, Muslim boleh berpura2 baik2 dgn Kafir dan berpura2 sbg kafir utk menghindari kerugian.


Berdasarkan konsep taqqiya, adalah sah bagi Muslim utk berlaku bertentangan dgn agama mereka, misalnya:
Meminum anggur, melupakan sholat dan puasa selama Ramadan.
Menyatakan ketidakpercayaan kpd Allah.
Bersujud kpd dewa selain Allah.
Mengucapkan sumpah setia.


Dampak Al-Taqqiya


Jadi hati2 kalau Muslim nampak jujur dan baik hati. Kenyataannya hati mereka memiliki agenda bertentangan.


Dlm hal politik internasional, pertanyaannya adalah: Bisakah negara2 Muslim dipercaya utk mematuhi perjanjian2 yg mereka sepakati dgn negara2 non-Muslim ? Praktek menunjukkan bahwa saat Muslim masih lemah, mereka menyepakati apapun.
Begitu mereka kuat, mereka akan membatalkan segala perjanjian/sumpah yg pernah mereka lakukan.


Aktivis Muslim sudah sering terbukti melakukan taktik penipuan dlm menyebarkan agama Islam dgn memoles arti Islam dan membuatnya nampak menarik bagi pendatang baru. Mereka dgn sengaja menghindar dari ayat2 dan ajaran yang biadab.


Contoh penipuan ini adalah, aktivis Muslim hanya mengutip ayat2 Mekah (ayat2 damai, ketika Muhamad masih lemah) yang memang berbunyi damai dan mengajarkan toleransi. Tetapi mereka tahu penuh bahwa ayat2 ini sudah DI-ABROGASI/DIBATALKAN oleh ayat kemudian setelah ia hijrah dan berkuasa di Medinah. Ayat2 ini penuh dgn kecurigaan dan kekejaman terhadap non-Muslim.


Kesimpulan, perlu dimengerti bahwa dalam menghadapi Muslim jangan percaya mentah2 apa yg dikatakannya. Masalahnya adalah bgm kita mengetahui apa yg disimpannya dalam hatinya.

http://www.indonesiawatch.org/islam.php?news_id=131


Doktrin Penipuan dalam Islam


Keahlian, Persona, Penipuan, Disinformasi Istilah-istilah di atas adalah istilah dan metode operasional Dunia Barat. Tetapi kaum teroris yang beragama Islam memiliki istilah-istilah sendiri yang khusus: taqiyya (tark-e-ya): disinformasi atau penipuan sebagai tindakan preventatif demi merahasiakan niat, keyakinan dan rencana. Istilah serupa lain, kitman, mempunyai arti menahan diri secara mental dan kebohongan atau menutupi niat jahat ...


Taqiyya dan kitman atau ‘kemunafikan kudus’ telah mendarahdaging dalam kebudayaan Arab selama 1400 tahun sejak dikembangkan oleh kaum Shi’a sebagai alat bela diri dan menyembunyikan keyakinan terhadap kaum Sunni yang tidak percaya. Sebagaimana nabi Muhammad katakan: “dia yang memelihara rahasia akan segera mencapai tujuannya.’


Penggunaan taqiyya dan kitman secara ahli sering merupakan soal hidup atau mati dalam pertempuran dengan musuh; hal ini juga merupakan soal hidup atau mati bagi banyak teroris Islamis masa kini. Sebagaimana telah sering terjadi dalam sejarah Islam, suatu doktrin theologia telah menjadi operasional kembali.


Pada waktu Penganiayaan Spanyol, kaum Sunni Moriscos menghadiri misa lalu pulang ke rumah dan mencuci tangannya dari ‘air kudus’. Dalam arti operasional, taqiyya dan kitman telah mengizinkan kaum ‘mujahidin’ menyamar dengan identitas apapun demi melaksanakan misinya. Mereka telah memiliki dukungan doktrin dan theologia dan kemudian izin ahli-ahli agama agar menyamar sebagai orang Yahudi atau orang Kristen to agar memperoleh akses pada target-target Kristen dan Yahudi: ‘kaum mujahidin boleh mengambil rupa kaum musuh’.


Taqiyya adalah biasa dalam pembahasan Muslim Shi’a dan Sunni dan memiliki implikasi dalam memahami fundamentalisme dan kegiatan kaum teroris. Teori dan praktek lawan terorisme justru tak beruntung, tak berarti, bahkan merugikan, tanpa memahami taqiyya dan kitman dan pentingnya peranan penipuan dalam hukum Islam sampai kepada panduan pelatihan Al Qaeda, yang muat instruksi-instruksi terinci tentang penggunaan penipuan oleh kelompok teroris dalam negara-negara sasaran di Dunia Barat.


Menurut etika Kristiani berbohong adalah dosa; dalam hukum dan teologia dalam agama Islam, penggunaan taqiyya untuk melawan kaum kafir dianggap suatu kesalehan bahkan kewajiban agama.


an akramakum 9inda allaah itqaakum inna allah 9aliim xabiir.
"Sesungguhnya yang terhormat di antaramu di hadapan Allah adalah yang paling taat agama di antaramu; sesungguhnya, Allah mengetahui dan menyadarinya!" 49:13


Kaum Shi'ah menafsirkan kalimat di atas sebagai "dia yang di antaramu yang paling banyak menggunakan taqiyya"


Seperti banyak konsep dalam Islam taqiyya dan kitman dibentuk dalam konteks perjumpaan sukuisme dan peperangan ekspansionis Arab-Islam. Taqiyya sudah digunakan orang-orang Muslim sejak Abad ke-7 demi membingunkan dan memecahbelah musuh-musuhnya. Suatu taktik favorit disebut ‘penipuan segitiga’; untuk meyakinkan musuh bahwa jihad tidak ditujukan kepada mereka tetapi pada musuh lain. Taktik lain adalah menyangkalu adanya suatu jihad. Nasib kaum sasaran karena penilaian salah seperti itu adalah kekalahan dan kematian.


Sydney NSW Australia: 2 November 2002


Syeik Taj el-Din al Hilaly, Mufti Besar Australia yang penuh kontroversi, telah menikmati makan siang bersama dengan kawan kepercayaannya Keysar Trad. Seorang wartawan telah menulis tentang pertemuan tersebut dan mencatat:


’Beberapa kali, waktu jawaban terus terang dan langsung terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang isi Al Qur’an hanya memohonkan jawaban sederhana saja, ‘ya’ atau ‘tidak’, ternyata kedua-duanya telah menghindari isu-isu pembahasan dengan membicarakan kesulitan menerjemahkan bagian ayat-ayat itu dari bahasa Arab ke bahasa Inggris.’


Dengan mencatat sikap meremehkan kata-kata kebencian dan agresif yang besifat anti-Semitisme yang diucapkannya pada tahun 1998, wartawan itu merenungkan:


'Saya hanya dapat menduga-duga isi pikiran tamu saya, yang juga memuji bom-bom bunuh diri belakangan ini, dan untuk membiarkan kata-katanya yang jahat dan ngeri dengan begitu mudah dan tanpa bermaafan sedikitpun. Sepertinya sudah jelas bahwa dia sedang mempertimbangkan bagaimana caranya kata-katanya akan ditafsirkan oleh para pembaca Al-Qur’an The Sunday Telegraph yang banyak dan yang sangat berpengaruh huge khususnya ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab untuk diperdebatkan masyarakat Muslim. Dengan demikian dia sedang jalan di ambang kesulitan besar.'


Seorang wartawan berpengalaman tidak akan bingung karena para pembaca tujuan Syeik itu adalah orang Australia dan bukan pembaca Arab. Taqiyya, atau disinformasi, adalah suatu taktik dan kunci utama dalam pembahasan umum Islam yang membingungkan pembaca atau pendengar Barat. Memang inilah tujuannya, menurut Al-Qur’an:
“Janganlah orang-orang percaya mengambil orang-orang kafir menjadi sahabat atau wali daripada orang-orang percaya. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali dengan jalan (siasat) untuk memelihara diri.” 3:28


Al Taqiyya adalah dengan lidah saja; bukan dari hati. Seorang percaya boleh mengatakan apa saja asal ‘hati merasa enak'. Para teroris 9/11 telah hidup dan mengunjungi Amerika Serikat selama dua tahun sebelum serangan 9/11. Bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan kebudayaan Amerika? Dengan menggunakan taqiyya. Artinya: Saya membenci kamu tetapi saya akan bersenyum padamu di muka umum.


Taqiyya dan ‘Mengakali’ dalam pembahasa politik kontemporer dan perdebatan


Mengakali: Jurubicara Islam sering menggunakan taqiyya sebagai cara ‘mengakali’ para pendengar. Isi dalam pembahasan tidak boleh diperdebatkan; sebaliknya lawannya harus ‘diakali’ dengan taqiyya, dengan membelokkan topik dan mengaburkan dengan dibantu sewaktu-waktu dengan referensi mistik tentang Allah.


Klaim bahwa kesulitan dalam menerjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Inggris membuat komunikasi dengan orang yang tidak tahu bahasa Arab sangat sulit atau mustahil, juga merupakan cara mengakali lawan. Taktik menggunakan seorang penerjemah punya untung besar.


Role playing sebagai korban atau viktim: Mengklaim diri adalah ‘korban’ diskriminasi religius dan intolerans setiap kali dalam debat atau diskusi adalah cara lain untuk mengubah arah pembahasan sebagai cara ‘mengakali’ lawan.


Manipulasikan ketidakjelasan: Syeik Hilaly di Sydney, Australia dalam catatan umum dinyatakan sebagai orang yang (a) ‘mengutuk’ serangan 9/11 dengan kata-kata yang kurang jelas dan (b) memuji pelaku pemboman cara bunuh diri dalam kegiatan syuhada. Namun, jubir Islam jarang sekali akan mengeritik sebuah perbuatan terorisme yang spesifik dan bila ditanya langsung maka jawabannya menghindar topik yang ditanyai.


Diversion atau merubah topik: Misalnya, pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan serangan teroris 9/11 akan diarahkan ke topik lain dengan menyebut masalah Palestina yang tak releven, peranan Israel dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan dukungannya untuk Israel sebagai ‘penyebab’ terorisme.


Anti-Semitisme, suatu keyakinan mendasar dalam fundamentalisme Islam juga dialihkan dengan cara=cara licik dengan memutarbalikkan fakta-fakta sejarah dengan mengemukakan bahwa orang-orang Yahudi telah memiliki status terhormat di bawah pemerintahan Islam dan dengan demikian mereka mengalihkan perhatian dari sikap anti-Semitisme yang sebenarnya dimilikinya.


Menuntut ‘bukti’: Jubir-jubir Islam menggunakan sejenis taqiyya yang disebut dalam psikologi sebagai ‘cognitive denial’ atau ‘penolakan dalam pikiran’ dengan mengulangi permintaan-permintaan ekstrim untuk ‘bukti’ perbuatan terorisme, yang mereka tahu tak boleh dinyatakan atau diekspos.

Taqiyya dan Perang Propaganda Islamis


Author: Frankly Speaking on Saturday, September 02, 2006


Siapa yang berbicara kebenaran? Siapakah dapat kita percaya? Salah satu pillar demokrasi barat modern adalah kebebasan press. Jurnalis bebas utk melaporkan segala hal, baik dan buruk yang berlangsung dalam dunia ini, tanpai khawatir akan dianiaya oleh penguasa. Jurnalis Carl Bernstein dan Bob Woodward-lah (Washington Post) yang membongkar skandal Watergate yang akhirnya berakhir pada lengser-nya Presiden Richard Nixon. Bernstein dan Woodward sangat dihargai dan dianggap pahlawan dan disejajarkan dengan para jurnalis prestigius lainnya semisal Herbert Bayard, Alva Johnson, Mary McGrory dan banyak lagi pemenang Pulitzer Prize [1].




Kadang2 seorang jurnalis tidak beretika membumbu2i, membesar-besarkan, atau terang2an berbohong. Cepat lambat buah2 press busuk ini pasti terungkap. Lembaga yang memperkerjakan mereka akan menerbitkan pernyataan maaf dan ralat resmi. Tidak usah ditanya lagi para wartawan yang memalukan ini akan dipecat, namanya cacad, dan tidak bakal diterima lagi di kantor2 berita ternama mana pun. Inilah nasib para jurnalis nakal macam Jason Blair (New York Times), Janet Cooke (Washington Post) dan Patricia Smith (Boston Globe) di antara yang lain2nya [2].


Seperti diketahui umum, kantor berita Islamic tidak menuruti pedoman2 ketat seperti di barat [3]. Segelintir suara yang mengekspresikan kritik terhadap para pemimpin atau masyarakatnya akan seringkali di-intimidasi/ancam, dibunuh, dibui atau diasingkan [4]. Tidak ada kebebasan press dalam artinya yang harafiah. Berita itu baru namanya bebas hanya jika isinya kritis terhadap Israel atau terhadap Barat yang demokratis dan jika memuji-muji, menghias/menyohor-nyohorkan atau membesar-besarkan pencapaian para pemimpin Islam. Inilah di mana Taqiyya bermain.


Apakah itu Taqiyya? Kata "al-Taqiyya" secara harafiah berarti: "Menutup-nutupi atau menyamarkan keyakinan, kepercayaan, idea, perasaan, pendapat, dan/atau taktik-strategi pribadi seseorang pada saat menghadapi bahaya, baik sekarang maupun nantinya, untuk menjaga dirinya supaya jangan sampai terluka secara lahir maupun bathin." Satu kata terjemahan yang pas adalah "Dissimulation=Pura-pura[5]. "


Dengan memperhatikan Taqiyya jelaslah bagaimana klaim-klaim heboh terdengar dalam media Arab. Dalam beberapa kasus bahkan sampai lolos masuk ke media barat juga. Tengoklah kasus skandal Reuters dengan foto2 yang direkayasa [6]. Adnan Hajj, sang fotografer yang merekayasa foto2 tersebut akhirnya dipecat. Reuters menarik kembali edarannya dan meminta maaf, namun kehilangan kredibilitas dan nama baiknya.


Kasus lain Taqiyya dalam media adalah penemuan2 ilmiah dari budaya2 lain yang dipakai Muslim untuk menghubung2kan hal2 tersebut dengan mereka. Contoh2 banyak sekali, penemuan kopi, fotografi, catur, sabun, parasut, distilasi, jam air, aljabar, crankshaft, alat2 bedah, dll. Detil2 penjelasannya bisa dilihat di sini Cryptic Subterranean's blog [7]. Blog ini adalah sarana expose yang excellent dan termasuk dalamnya sumber2 yang dapat dichek kesahihannya.


Sebelum 9/11 Muslim2 sudah merasa terancam; tertekan oleh kebudayaan barat yang selalu merongrong, teknologinya, kekuatan ekonominya dan kebebasannya. Tambah lagi invasi ke Afganistan dan Iraq dan perasaan mereka jadilah makin bertambah2 paranoia.


Jadi apakah yang masyarat relijius lakukan sewaktu tersudut? Mereka mencari jawaban dalam agama mereka.


Inilah dalil-dalil dari Qur'an:

"Any one who, after accepting faith in Allah, utters Unbelief, except under compulsion, his heart remaining firm in Faith, but such as open their breast to Unbelief, on them is Wrath from Allah, and theirs will be a dreadful Penalty" Sura 16:106

[106] Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

Dengan kata lain, berdusta di-ridhoi asalkan bertujuan menjaga iman kepada Allah. [8].


"[Shakir 3:28] Let not the believers take the unbelievers for friends (awliyaa) rather than believers; and whoever does this, he shall have nothing of (the guardianship of) Allah, but you should guard (tat-taqooh) yourselves against them, guarding carefully (tuqatan); and Allah makes you cautious of (retribution from) Himself; and to Allah is the eventual coming[8]."

[28] Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).

Muslim tidak terikat kepada unsur kesetiaan, saling-hormat atau saling-percaya dengan kafirun/non-muslim, karena itu bagi mereka sah-sah saja mengibuli para kafirun.

NOTE: Dua kata "tat-taqooh" dan "tuqatan," sebagaimana yang disebutkan dalam Arabic Qur’an, DUA-DUANYA berasal dari akar yang sama "al-Taqiyya."[9]


Sejarah ringkas al-Taqiyya dalam Islam[10]


612


Penggunaan taktik Taqiyya secara sejarah pertama kali dipakai semasa Muhammad, menurut tradisi Muslim, bani Quraish mulai menyiksa Muslim2. Ammar ibn Yasir, seorang pengikut Muhammad, yang konon teman2nya dibunuh oleh Quraish karena jadi Muslim, diperhadapkan dengan seorang Quraisy. 'Ammar berpura-pura menyangkal Islam dan dengan demikian menyelamatkan jiwanya. Menurut sebuah hadis sahih, nabi Muhammad kemudian memberikan izin kepadanya untuk mengulangi perbuatan seperti itu jika dirinya terancam lagi.




Kebanyakan kaum Sunni mengkritik perbuatan Ammar atau mempertanyakan kesahihan riwayat di atas. Kaum Sunni mengutip contoh2 yang konon banyak Muslim disiksa dan dibunuh semata2 krn kepercayaannya semasa hidup Muhammad, Umayyad dan Abbasids namun tidak menyangkal iman mereka. Sbg. contoh, orang-tua Ammar dua2nya dianiaya dan dibunuh di hadapan Ammar namun tidak menyangkal iman mereka. Kebanyakan Sunni yakin bahwa Allah yang menentukan kapan seseorang harus mati. Karena itu, bagi mereka, adalah salah untuk menyangkali iman supaya lolos dari siksaan atau maut. Kontras dengan kaum Shi'ah dan beberapa kalangan Sunni yang percaya bahwa hidup ini adalah pemberian Tuhan dan harus dijaga baik2. Dalam situasi darurat pemeliharaan nyawa adalah di atas segalanya, dalam hal serupa juga diizinkan untuk memakan daging babi semasa bahaya kelaparan.


618


Sa'id ibn Zayd dan Fatimah binti al-Khattab ketika kawin dan keduanya menyembunyikan kepercayaan mereka dari Umar ibn al-Khattab, sampai Umar mendapati bahwa mereka adalah Muslim. Hari itu Umar juga menjadi Muslim.


2003


Kritikus dari presiden Argentina Carlos Saúl Menem yang keturunan Syria telah membantah pindah agamanya ke Kristen pada awal2 masanya sebagi taqiyya belaka. .


Kesimpulan:


Bukan karangan atau khayalan bahwa Muslim berdusta pada kita. Mereka mengelabui karena mereka merasa terancam. Muslim menipu dalam rangka menutup-nutupi seramnya Islam dan perbuatan2 mereka sendiri. Muslim mengakali kita karena sepanjang sejarahnya yang 1400 tahun satu2nya sumbangsih mereka yang dapat diingat baik2 adalah terorisme belaka.


Muslim mengkadali kita karena mereka tidak mau kita sampai tahu kebencian2 yang dikotbahkan oleh Qur'an. Muslim berdusta untuk memompa rasa ego mereka. Mereka berkhayal bahwa budaya terkebelakang mereka sebetulnya telah berhasil mencapai sesuatu di luar terorisme. Muslim mengkelecehi supaya mereka dapat meng-islam-kan orang2 yang naif dan/atau cuek bebek. Muslim2 menkhayal; menyangkal dan menolak kebenaran sebenarnya; meyakini bahwa tidak seorang pun dapat lolos dari tekanan-intimidasi dan cara2 cuci-otak mereka, dan muslim terus percaya bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar.


Apa yang dapat kita harapkan? Al-Qur'an adalah sebuah kebohongan dan dipupuk-dipelihara-dikembangkan oleh para penipu, juga menganjurkan tipu-menipu. Apa yang ditebar juga itulah yang dipanen.
Masih ada harapan dalam jiwa manusia. Seperti yang pernah dikatakan Bob Marley: "...kau dapat membodohi seseorang kadang2, kau dapat menipu beberapa orang setiap saat, tapi kau tak dapat bisa menipu semua orang sepanjang waktu'...
“…you can fool everybody sometimes, you can fool some people all the time, but you can’t fool everybody all the time’…



http://www.news.faithfreedom.org/index. ... e&pageid=2


AGENDA IMPERIALISME ISLAM : perang antar peradaban
viewtopic.php?p=65905#65905


Damai dlm Islam HANYA eksis dlm dunia Islam; damai hanya tercapai antara sesama Muslim. Bukan antara Muslim - nonMuslim


Bagi non-Muslim hanya ada satu solusi: gencatan senjata sampai Muslim bisa meraih cukup kekuatan. Ini perang sampai hari kiamat. Damai hanya datang jika Islam menang. Kedua peradaban hanya bisa mendapatkan periode2 gencatan senjata.


Gencatan senjata dlm islam memiliki preseden penting yg kebetulan disebut Yasser Arafat di Johannesburg setelah menandatangani Perjanjian Oslo dgn Israel, 1993.


Saya ingin mengingatkan anda bahwa dokumen ini berbicara ttg PERDAMAIAN. Beberapa minggu setelah ditandatanganinya Perjanjian Oslo, Arafat pergi ke Johannesburg, dan di sebuah mesjid ia membuat pidato dimana ia MEMINTA MAAF, "Apakah anda merasa saya menandatangani dgn Yahudi sesuatu yg menentang aturan Islam?" (Saya memiliki rekaman pidato Arafat ini.) Dilanjutkannya, "Bukan.SAYA MELAKUKAN SESUATU YG PERSIS DILAKUKAN NABI MUHAMAD."


Appaun yg dilakukan nabi menjadi preseden. Arafat mengatakan, "Ingatkah anda cerita Hudaybiya." Nabi membuat perjanjian dgn Bani Quraish selama 10 tahun. Tapi lalu ia melatih 10.000 tentara dan dalam 2 tahun berbaris menuju kota Quraish, Mekah.


Jadi, dlm yurisdiksi Islam, kau hanya diijinkan berdamai selama maximum 10 tahun. Kedua, begitu kau mampu, kau harus memulihkan jihad [baca: membatalkan perjanjian "damai"].


Kita di Israel, memerlukan 50 tahun utk mengerti bahwa damai abadi tidak akan pernah tercapai dgn Muslim. Dunia barat memerlukan paling tidak 50 tahun lagi utk mengerti bahwa mereka berada dalam perang dgn Islam yg alot dan tidak akan berubah. Jadi kita harus mengerti : kalau kita bicara ttg damai dan perang, kita tidak berbicara dgn terminologi Belgia, Perancis, Inggris, atau Jerman. Kita berbicara ttg Perang dlm terminologi Islam.


Gencatan Senjata sbg TAKTIK
Apa yg membuat Islam menerima gencatan senjata ? Hanya satu hal - saat musuh terlalu kuat. Ini pilihan taktis.


Dan camkan bahwa pada detik Muslim radikal memiliki senjata atom, kimia atau biologis, mereka akan menggunakannya. Saya sama sekali tidak meragukannya.

6 comments:

  1. "If ever I take an oath to do something, and later on I find that it is more beneficial to do something different, I will do the thing which is better, and give expiation for my oath." - Bukhari V4N361, http://answering-islam.org/Responses/Abualrub/sinful_mo.htm

    ReplyDelete
  2. Hudaybiya is "Kiss the hand of your enemy until you can cut it off", http://www.freeman.org/m_online/jun97/winston.htm.

    ReplyDelete
  3. I intend to demonstrate and prove that the concept of "al-Taqiyya" is an integral part of Islam, and that it is NOT a Shi'ite concoction. http://www.al-islam.org/Encyclopedia/chapter6b/1.html

    ReplyDelete
  4. http://www.thereligionofpeace.com/Quran/011-taqiyya.htm

    Qur'an (16:106) - Establishes that there are circumstances that can "compel" a Muslim to tell a lie.

    Qur'an (3:28) - This verse tells Muslims not to take those outside the faith as friends, unless it is to "guard themselves."

    Qur'an (9:3) - "...Allah and His Messenger are free from liability to the idolaters..." The dissolution of oaths with the pagans who remained at Mecca following its capture. They did nothing wrong, but were evicted anyway.

    Qur'an (40:28) - A man is introduced as a believer, but one who must "hide his faith" among those who are not believers.

    Qur'an (2:225) - "Allah will not call you to account for thoughtlessness in your oaths, but for the intention in your hearts"

    Qur'an (66:2) - "Allah has already ordained for you, (O men), the dissolution of your oaths"

    Qur'an (3:54) - "And they (the disbelievers) schemed, and Allah schemed (against them): and Allah is the best of schemers." The Arabic word used here for scheme (or plot) is makara, which literally means deceit. If Allah is deceitful toward unbelievers, then there is little basis for denying that Muslims are allowed to do the same. (See also 8:30 and 10:21)

    ReplyDelete
  5. Taqiyyah: The Islamic Principle of Holy Deception, http://tinyurl.com/takiya

    ReplyDelete